Rabu, 02 Mei 2012

EVALUASI PENINGKATAN PRODKTIVITAS TANAMAN PANGAN,HOLTIKUTURA DAN PETERNAKAN


      
     Evaluasi sasaran Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan 

         Sasaran Pembangunan Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan di Provinsi Papua Barat adalah meningkatkan produktivitas Tanaman Pangan ,Hortikultura  dan Peternakan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat serta meningkatkan pendapatan petani. Realisasi produktivitas Tanaman Pangan ,Hortikultura  dan Peternakan di Provinsi Papua tahun 2011 sebagaimana pada terlihat pada table. 1  dan 2 berikut ini.
Tabel 1.
Perkembangan Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura di Papua Barat tahun 2011

No.

Komoditi
Produktivitas (Kw/Ha) tahun 2011
Persen (%) Realisasi
Target
Realisasi
1
2
3
4
5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Padi   (Ton )
Jagung  (ton)
Kedelai  (ton)
KacangTanah  (ton)
Kacang Hijau  (ton)
Ubi Kayu  (ton)
Ubi Jalar  (ton)
Keladi (ton )
Sayuran  (ton)
Buah-buahan  ton)
36,40
16,46
10,64
10,46
10,19
87,37
98,01
-
38,00
73,93
35,38
16,63
10,74
10,49
10,28
117,20
102,26
-
34,00
61,49
97,20
101,10
101,00
100,30
100,90
134,20
104,40
-
89,50
83,20







Dari tabel .1 diatas menunjukan bahwa realisasi produktivitas tanaman pangan dan hortikultura dalam kurun waktu tahun 2011 terjadi penurunan dari target yang direncanakan, hal ini menunjukan terjadi penurunan produktivitas yang cukup signifikan dimana persentase target dan realisasi tertinggi dicapai pada komoditi Buah-buahan  yaitu 61,49 %, diikuti oleh komoditi sayuran yaitu 34,00 %, dan komoditi padi yaitu 35,38 %,  sedangkan target dan ralisasi tertinggi dicapai hanya pada komoditi Ubi kayu yaitu 117,20 %. Terjadinya peningkatan produktivitas komoditi ubi kayu tersebut antara lain karena ditunjang oleh adanya peningkatan produksi per hektar melalui penumbuhan sentra produksi baru maupun peningkatan mutu intensivikasi. Sedangkan terjadinya penurunan produktivitas untuk tanaman sayuran dan buah-buahan  umumnya karena terjadinya penundaan waktu tanam yang sebabkan faktor iklim serta faktor tenaga kerja dan penyebab lain yaitu faktor pemupukan yang tidak merata dan tidak tepat waktu serta terjadinya serangan OPT dominan pada beberapa lokasi potensi sehingga terjadinya penurunan produktivitas.
Tabel 2
Perkembangan Produksi Daging di Papua Barat tahun 2011


Produksi (Kg)
tahun 2011
Persen (%) Realisasi
No.
Komoditi
Target
Realisasi
1
2
3
4
5
I.
Produksi Daging



1.
Sapi (kg)
1.292.005
2.306.136
178.50
2.
Kambing (kg)
33.223
39.834
119.90
3.
Babi (kg)
285.450
345.552
121.10
4.
Ayam ra (kg)
436.311
454.464
104.20
5.
Ayam kampung (kg)
680.295
767.944
112.90
6.
Ayam petelur (kg)
35.246
20.489
58.20
7.
Itik (kg)
11.117
11.334
102.00

 Jumlah :
2.773.647 
3.945.753 
142.30
II.
Produksi Telur



1.
Ayam kampung
308.317
351.884
      114.20
2.
Ayam ras petelur
338.187
349.166
      103.30
3.
Itik
96.079
106.165
      110.50

 Jumlah :
742.583
807.215
      108.70












Dari tabel diatas menunjukkan terjadinya peningkatan produksi daging di Papua Barat sebesar 142 % dari target 2.773.647 Kg menjadi 3.945.753 Kg dalam setahun dan ini terutama terjadi peningkatan yang signifikan pada daging sapi sebesar 178 % dari terget 1.292.005 Kg menjadi 2.306.136 Kg.  Sedangkan produksi telur di tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 108 % dari target 742.583 Kg menjadi 807.215 Kg. dan yang terjadi peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada ternak ayam kampung
b).     Capaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
Pencapaian produksi tanaman panagan dan hortikultura selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
 Tebel  3.     Capaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Barat Tahun 2011.

NO

Komoditi

Capaian

Produksi
Produksi rata-rata (Ton/Ha)
Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen (Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Padi
Jagung
Kedelai
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Keladi
Sayuran
Buah-buahan
4.061
468
103
280
110
510
378
-
5.205
2.462,39
9.853
877
480
468
216
292
777
-
5.518
11.475
35.869
1.444
511
490
220
8.665
7.615
-
811
20.243
3.640
1.646
1,064
1,046
1.019
8.735
9.801
-
160
7.393

Demikian secara umum produksi tanaman pangan ,hortikultura dan peternakan yang pada tahun 2011. mengalami penurunan dari target produksi yang di tetapkan.
c).    Evaluasi Program Prioritas Tanaman Pangan dan Hortikultura  TA, 2011 antara lain;
1.       Evaluasi Pengembangan agribisnis (03)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian program pemberdayaan ekonomi rakyat dan perluasan lapangan kerja  keseluruhan berhasil dicapai. keberhasilan capaian program tersebut adalah:
-      Pembinaan dan Pengembangan Pupuk di 2 Kabupaten masing-masing Manokwari 1 kelompok tani dan Sorong 1 kelompok tani dengan jumlah peserta keseluruhan 50 orang.

2.       Evaluasi Peningkatan Ketahanan Pangan
a.    Peningkatan produksi padi melalui penggunaan benih berlabel 3.500 Ha. Realisasi/capaian kegiatan ini adalah peningkatan sentra padi di 3 (tiga) kabupaten yaitu; Manokwari 2.100 Ha, Sorong 1.100 Ha, dan Teluk Bintuni 300 Ha. Varietas yang digunakan adalah varietas unggul yang berproduksi tinggi dan tahan hama penyakit seperti: Ciherang, Cigeulis, dengan jumlah  117  kelompok  atau  1.750  orang petani yang tersebar di 3 kabupaten tersebut.
b.      Peningkatan   produksi   kedelai   melalui pengunaan benih berlabel 500 Ha. Reaalisasi/capai kegiatan ini adalah peningkatan produksi kedelai di 3 (enam) kabupaten yaitu; Manokwari 450 Ha, Sorong 40 Ha,  dan Teluk Bintuni 10 Ha. Varietas yang digunakan adalah varietas unggul yang berproduksi tinggi yaitu baluran.
c.     Pengembangan Balai Benih Induk (BBI) Padi, Palawija dan Hortikultura.  Realisasi/capain kegiatan ini antara lain; perbanyakan benih sumber kelas benih BD 1 ha dan BP 2 ha serta benih sebar 30 ha, untuk memenuhi perbanyakan benih dikabupaten/Kota. Hasil yang dicapai dari kegiatan perbanyakan sebanyak 141 ton, terdiri dari kelas BD sebanyak 1,2 ton dan kelas BP sebanyak 2,1 ton serta kelas beni sebar sebanyak 120 ton. 
c.    Bantuan benih/bibit, sarana produksi pertanian   kelembagaan perbenihan yang pelaksanaannya dilakukan di Manokwari pada satu kelompok penangkar benih padi dengan bantuan binit/bibit serta sarana produksi pertanian bagi kelompok penankar sebanyak 30 petani penangkar yang ada di Kabupaten Sorong dan Manokwari. Bantuan yang diberikan berupa 50 kg benih padi, 100 kg benih jagung dan 50 kg benih kedelai.
d.       Pendidikan dan pelatihan teknis mutu pertanian dilaksanakan di Kabupaten Manokwari untuk petani padi dan kedelai sebanyak 50 orang dengan tujuan peningkatan pengetahuan dan peningkatan mutu produk hasil pertanian.
e.       Pembinaan dan Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan dengan harapan terjadinya peningkatan produksi dan produktivitas  serta terjadinya peningkatan pengentahuan petani tanaman pangan sebanyak 50 orang di Kabupaten Sorong dan Kabupaten Manokwari.
    Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) penyakit hewan, karantina dan peningkatan ketahanan pangan ;
-           Pengamatan, peramalan organisme pengganggu tanaman dan fenomena iklim dilakukan secara rutin di 9 kabupaten/kota dengan hasil berupa data laporan perkembangan OPT yang dimanfaatkan untuk perencanaan dalam pengambilan keputusan pengendalian dilapangan.
-           Penanggulangan organisme pengganggu tanaman dan dampak bencana alam pelaksanaannya pada 9 kabupaten/kota dengan hasil berupa data guna mengambil tindakan dalam pengendalian OPT dilapangan sehingga diharapkan tidak terjadi penurunan produksi.
-           Pembinaan dan Pengembangan Pestisida dilaksanakan di 9 kabupaten/kota pada petani pengguna pestisida serta para pedagang dan pengecer pestisida.

3.      Evaluasi Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian program peningkatan pelayanan pemerintah. Keberhasilan/ capaian program tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pelatihan petugas pengawasan pupuk dan pestisida Kab/kota se Prov. Papua Barat. Hasil/capaian kegiatan ini adalah  telah dilakukan pelatihan di Jakarta selama 3 (tiga) hari dengan jumlah peserta sebanyak 5 orang yang terdiri dari petugas kab/kota dan provinsi.
b.    Forum penerapan teknologi perbenihan hortikultura. Hasil/capaian program ini adalah; (1) Terselengaranya forum penerapan teknologi perbenihan hortikultura yang dilaksanakan selama 3 hari dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 25 orang dari petugas kab/kota dan provinsi serta petani penangkar buah, (2) Pengadaan peralatan pertanian antara lain yaitu; parang 50 bh, cangkul 50 bh, sekop 50 bh, pot 50 bh,   piasu okulasi 50 bh, gunting stek 50 bh, polibag 2.000 lembar, paranet 100 m, hand sprayer 20 bh, peralatan kantor berupa notebok 1 paket .
c.    Forum penerapan teknologi perbenihan hortikultura . Hasil/capaian program Pantauan harga ini dilakukan oleh 13 petugas pencatat dan pemantauan harga adalah; (1) Terkumpulnya data pencatatan harga pasar ( produsen+ konsumen) se provinsi papua pada 4 lokasi pasar lokal, (2) Penyebaran data harga pasar lewat media  elektronik melalui RRI Manokwari 1 kali seminggu.
d.    Analisa ekonomi usahatani komoditi TPH di tingkat petani dan temu usaha UPJA provinsi Papua. Hasil/capaian program ini adalah :
Tersedianya data analisa ekonomi usahatani dari dari 6 komoditi TPH di 2   
kab dengan komoditi sebagai berikut:
          Kabupaten Manokwari : Padi, Jagung , Kacang Panjang dan Kedelai dan        Sorong : Padi, Kedelai, cabe, kacang tanah.  
     Selain program prioritas diatas, terdapat juga beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh 3 (tiga) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yaitu;

1.    UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH)
No
Program

Kegiatan dan Realisasi/Capaian Program
1.
Peningkatan Ketahanan Pangan

Hasil/capaian program ini adalah:
1.      Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) tanaman pangan dan hortikultura. Kegiatan ini diikuti oleh 150 orang yang tersebar di 5 kab/kota dengan pengadaan peralatan laboratorim lainya  satu set yang terdiri dari mikroskop1 unit, gelas ukur 10 buah, erlemeyer 10 buah, enkas 1 buah, timbangan elektrik 1 buah. Akhir dari pada kegiatan ini  para petani diharapkan mampu dan terampil serta bisa langsung mengambil keputusan sendiri dalam mengendalikan OPT sesuai dengan permasalahan OPT masing-masing.
2.      Peramalan dan pemberian rekomendasi pengendalian OPT TPH 37 wilayah pengamatan. Hasil/capaian Kegiatan ini yaitu; diikuti oleh 37 orang di 5 kab/kota . Akhir dari kegiatan diharapkan petugas mahir dalam mengeluarkan rekomendasi pengendalian dengan pengunaan pestisida secara bijaksana. 



3.  Pemberdayaan petani tentang cara pengunaan pestisida secara secara bijaksana. Hasil/capaian kegiatan ini adalah:
Kegiatan ini dilaksanakan di 37 wilayah pengamatan di  2 kab/kota dengan berbagai hal-hal yang diamati antaralain, intensitas serangan OPT, luas serangannya, kepadatan populasi baik pada petek tetap maupun melalui pengamatan keliling.



1.  Pengadaan     peralatan    laboratorium lapangan kabupaten Manokwari dan Sorong. Hasil/capaian kegiatan dikabupaten Manokwari meliputi; (erlemeyer 250 cc 5 buah), (erlemeyer 500 cc 5 buah), (erlemeyer 1000 cc 5 buah).
3.  Penyusunan  peta  serangan OPT utama TPH. Hasil/capaian kegiatan ini adalah dengan menganalisis data-data luas serangan dan intensitas serangan beberapa jenis OPT utama terhadap TPH yang ada di provinsi papua barat, berupa peta 1 buku..

2.    UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih TPH (BPSB TPH)
No
Program

Kegiatan dan Realisasi/Capaian Program
1.
Peningkatan Ketahanan Pangan

1.      Pengembangan/pendampingan bimbingan mutu benih tanaman padi di tingkat petani. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah tersedianya produksi 120 ton benih padi, masing-masing 90 ton di kabupaten Manokwari (varietas cigeulis, ciherang) dan 30 ton di Kabupaten Sorong (varietas ciherang). Hasil kegiatan berupa sertifikasi/pelabelan sebanyak 1.200 lembar.

3.      UPTD Balai Benih Induk (BBI) Padi, Palawija dan Hortikultura
No
Program

Kegiatan dan Realisasi/Capaian Program
1.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan.

1.      Pengembangan/pendampingan bimbingan mutu benih tanaman padi di tingkat petani. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah tersedianya produksi 120 ton benih padi, masing-masing 90 ton di kabupaten Manokwari (varietas cigeulis, ciherang) dan 30 ton di Kabupaten Sorong (varietas ciherang).
2.      Bantuan bibit buah-buahan kepada petani yaitu; rambutan 500 anakan, durian 500 anakan, dan  alat pengolahan tanah pacul 20 buah  sekop 20 buah dan hand sprayer 20 buah. Kegiatan ini dilaksanakan di 1 kab yaitu Manokwari.
2.   Pemberdayaan Penangkar Benih Tanaman Padi di Tingkat Kelompok Tani. Hasil/capaian kegiatan ini adalah: tersedianya produksi 120 ton benih padi masing-masing kabupaten manokwari 90 ton, Sorong 30 ton. Produksi benih tersebut digunakan oleh BLBU 2011.


4.   Evaluasi Peningkatan Investasi dan Eksport.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian program peningkatan investasi dan eksport. Keberhasilan yang di capai program ini adalah sebagai berikut :
*   Pelaksanaan pameran/promosi  pembangunan pertanian di Kambupaten Manokwari dan Agro and food 2011 di Jakarta. Hasil/ capaian kegiatan pameran yang dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu; (1) Memperkenalkan produk unggulan di Papua Barat seperti; Buah merah, Anggrek, Tanaman Biofarmaka dan Produk hasil ternak kambing(susu bubuk), hasil olahan bakso, keripik sukun, keripik keladi, daun gatal dll, (2) Jumlah pengunjung pada saat pameran dilaksanakan mencapai 2.000 orang/hari  , (3) Pertambahan permintaan terhadap produk unggulan papua barat  pada tahun yang sama mencapai 5 % dari permintaan tahun 2009.

Strategi Pemecahan Masalah
1.             Masalah
Dalam perencanaan dan pelaksanan pembangunan pertanian di papua, barat khususnya sub sektor tanaman pangan dan hortikultura serta peternakan selalu diperhadapkan pada beberapa masalah utama antara lain yaitu;
a.              Pemanfaatan Sumber Daya Lahan yang belum optimal, hal ini dapat dilihat dari dua indikator yaitu (1) terdapat banyak lahan yang belum dibuka dan lahan-lahan terlantar (sleeping land), (2) intensitas pertanamannya masih relatif rendah, hal ini dapat dilihat dari intensitas pertanaman di papua barat rata-rata mencapai 1,32%. Kedua indikator tersebut memberi indikasi bahwa pemanfaatan lahan masih jauh dari optimal.
b.             Penyediaan Sarana Produksi Pertanian yang terbatas, hal tersebut dapat menyebabkan sarana produksi pertanian berupa; benih, pupuk dan pestisida masih belum dapat menjangkau seluruh daerah pengembangan pertanian (ditingkat petani) secara 6 tepat yaitu tepat Jenis, Waktu, Jumlah, Lokasi, Dosis dan Harga. Hal ini antara lain disebabkan karena mekanisme yang sudah ada belum dapat dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan.
c.              Ketenagakerjaan (SDM Pertanian) dan Kelembagaan pertanian yang rendah dan terbatas, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain yaitu; (1) produktivitas tenaga kerja yang rendah hal tersebut dapat dilihat dari  skala usaha tani yang tidak efisien dan efektif.(2) keterbatasan tenaga kerja pertanian (manusia, hewan, mesin) sebagai penyebab semakin luasnya lahan tidur dan lahan terlantar tidak berkurang, (3) keterbatasan aparat pertanian dalam kualitas maupun kuantitas, baik yang bersifat struktural maupun fungsional (penyuluh), (4) Kelembagaan pertanian yang masih sangat terbatas.  Kelembagaan pertanian yang ada, seperti BBI (Balai Benih Induk) Padi, Palawija dan Hortikultura hanya terdapat 5 tenaga PNS aktif serta 1 tenaga honor di Tahun 2010.  Hal ini jika dilihat dari tugas dan fungsi BBI tenaganya masih sangat terbatas jumlah maupun kemampuannya serta sarana dan prasarana masih terbatas untuk memenuhi target.
d.             Sarana dan Prasarana Pendukung yang terbatas dan belum memadai antara lain; (a) sarana irigasi, (b) transportasi dan komunikasi serta (c) institusi pertanian yang ada belum memadai dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Papua Barat. Khusus mengenai jaringan transportasi (darat) umumnya masih terbatas di kawasan perkotaan, sehingga sebagian besar wilayah Distrik dan Pedesaan belum terjangkau. Untuk menjangkau sebagian besar wilayah distrik pedesaan ini umumnya menggunakan udara ataupun kapal laut, itupun frekwensi/intensitas jangkauannya terbatas.
e.              Adanya keterbatasan dalam transportasi tersebut sangat mengganggu kelancaran antara lain; (1) Frekwensi pembinaan/bimbingan kepada petugas ditingkat daerah/lapangan serta pengendalian kegiatan di lapangan kurang. Akibatnya proses alih teknologi dan alih program sangat lamban, (b) Penyaluran sarana produksi, baik benih, peralatan maupun pestisida tidak lancar dan memerlukan biaya relatif tinggi, (c) Pemasaran hasil usaha tani terhambat, yang pada gilirannya dapat berakibat petani kurang bersemangat untuk mengembangkan usaha taninya.
2.             Strategi Pemecahan Masalah
a.              Pembukaan Sentra-Sentra Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
Dengan semakin sempitnya lahan pada sentra produksi di pulau Jawa, maka diharapkan adanya rintisan pembukaan sentra produksi tanaman pangan dan hortikultura di Papua Barat, diharapkan dapat mewujudkan adanya perluasan areal tanam dan pemanfatan lahan-lahan terlantar yang dapat mendukung tercapainya sasaran-sasaran produksi tanaman pangan dan hortikultura.
b.   Kemampuan Petugas/Aparat jajaran Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan
Keberhasilan pembangaunan tanman pangan , hortikultura dan peternakan di provinsi papua barat akan berpulang pada kemampuan petugas/aparat jajaran tanaman pangan ,hortikultura dan peternakan , baik struktural maupun fungsional harus dapat ditingkatkan, melalui penambahan tenaga berkemampuan memadai, maupun melalui pendidikan ataupun latihan-latihan ketrampilan petugas.  Upaya ini hendaknya merupakan prioritas dalam melakukan serangkaian kegiatan pembangunan tanaman pagan ,hortikultura dan peternakan.
c.              Keterkaitan antar sektor/sub sektor
Pembangunan Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan sangat memerlukan dukungan dari sektor/sub sektor lain agar pembangunan tanaman pangan ,hortikultura dan peternakan dapat terfokus, bersinerjis, holistik dan partisipatif  terutama dari unsur pengairan, prasarana jalan penghubung, koperasi dan pihak swasta/ (stake holder) yang bergerak dibidang penyediaan sarana produksi dan penampungan hasil-hasil pertanian.  Untuk itu diperlukan adanya keterpaduan, baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendaliannya.
d.             Dukungan Dana
Untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan tanaman pangan ,hortikultura  serta peternakan di Papua Barat, dibutuhkan dana yang memadai, dalam artian sesuai dengan volume kegiatan yang diprogramkan dan standar biaya yang berlaku di daerah.

e.              Peningkatan Operasional Institusi Pertanian
Institusi tanaman pangan dan hortikultura, terutama Balai Benih Induk (BBI) Padi, Palawija dan Hortikultura, Balai  Pengawasan   dan Sertifikasi  Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan program pembangunan tanaman pangan dan hortikultura.  Oleh karenanya peningkatan kemampuan institusi tersebut perlu dilakukan, antara lain melalui penambahan tenaga yang profesional, peningkatan petugas perbenihan melalui berbagai pelatihan atau magang, dan melengkapi sarana/fasilitas kerja yang memadai, minimal sesuai dengan standar minimal institusi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar