Selasa, 01 Mei 2012

DATA STATISTIK PERTANIAN DAN PETERNAKAN DI PAPUA BARAT TAHUN 2010.


VII.    DATA STATISTIK PERTANIAN DAN PETERNAKAN DI PAPUA BARAT TAHUN 2010.

A.        SEKTOR TANAMAN PANGAN

Tabel 1.        Luas  Panen  dan   Produksi  Tanaman Pangan Provinsi Papua
                      Barat Tahun 2009 dan 2010.

No.
Komoditi
Luas  Panen  dan   Produksi  Tanaman Pangan Provinsi Papua Barat
Tahun 2009
Tahun 2010
Luas Panen
(Ha)
Prod
(Ton)
Prov
(ku/Ha)
Luas Panen
(Ha)
Prod
(Ton)
Prov
(ku/Ha)
1.
Padi
10.487
37.359
35,62
9.790
35.974
36,75
2.
Jagung
787
1.292
16,42
1.152
1.978
17,17
3.
Kedelai
1.144
1.205
10.54
1.751
2.062
11.78
4.
Kacang Tanah
686
708
10.33
1.139
1.222
10.72
5.
Kacang Hijau
350
346
9.88
486
501
10.30
6.
Ubi Kayu
1.008
11.136
110.47
1.664
18.716
112.44
7.
Ubi Jalar
859
8.733
101.67
1.934
20.035
103.58
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010.
Tabel 2.        Rencana dan Realisasi Kegiatan Pemberdayaan Penangkar Benih Padi  Provinsi Papua Barat Tahun 2009 dan 2010.
No.
Kabupaten/
Kota
PADI
Rencana
Realisasi
Distrik
Luas (Ha)
Distrik
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
1.
Manokwari
Prafi
30
Prafi
28
1,8


Oransbari
3
Oransbari
3
2


Masni
3
Masni
3
1,6
2.
Sorong
Salawati
10
Salawati
7
1,6
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010.



Tabel 3.        Rencana dan Realisasi Kegiatan Pemberdayaan Penangkar Benih
                       Kedelai  Provinsi Papua Barat Tahun 2010.
No.
Kabupaten/
Kota
PADI
Rencana
Realisasi
Distrik
Luas (Ha)
Distrik
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
1.
Manokwari
Masni
3
Prafi
2








Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010.
Tabel 4.  Realisasi Pelaksanaan SLPTT di Provinsi Papua Barat Tahun 2010.
NO.
KOMODITAS
SASARAN
REALISASI
%
Ha
(Ton)
(Ton)
1.
Padi Non Hibrida
3500
87.500
87.500
100 %
2.
Padi Hibrida
-
-
-
-
3.
Jagung Hibrida
500
7.500
7.500
100 %
4.
Kedelai
-
-
-
-
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010.
Tabel 5.   Luas Penangkaran Benih Dasar (BD) dan Benih Pokok (BP) di Provinsi
              Papua Barat Tahun 2010.
NO.
KOMODITI
KELAS
TARGET
REALISASI
(Ha)
(%)
1.
Padi
BD
BP
3
6
2
3
66,66
50
2.
Jagung
BD
BP
1
1
1
1
100
100
3.
Kedelai
BD
BP
1
2
1
2
100
100
4.
Kacang Tanah
BD
BP
0,5
1
0,5
2
100
200
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010.








Tabel 6.    Realisasi Perbanyakan Benih Sebar (BR) pada Balai Benih Induk
                         (BBI)  Padi, Palawija dan Hortikultura Provinsi Papua Barat Tahun
                         2010.
NNo.
Komoditi
Target
(Ha)
Realisasi
(Ha)
(%)
1
Padi
43
29
67,44
2
Jagung
3
1
33,33
3
Kedelai
3
1
33,33
4
Kacang Tanah
3
1
33,33
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010.
Tabel 7.    Realisasi Penyaluran Benih Sebar (BR) Padi sampai Periode
               September  2010 di Provinsi Papua Barat.
No.
Varietas/
Kelas
Manokwari
(Kg)
Sorong
(Kg)
Wondama
(Kg)
Bintuni
(Kg)
Kaimana
(Kg)
Jumlah
(Kg)
1.
IR 64/BP
-
-
-
-
-
-
2.
IR 74/BP
-
-
-
-
-
-
3.
TUKAD  BELIAN/BR
-
-
500
-
-
500
4.
MARGASARI/BR
-
-
-
-
-
-
5.
INPARI 6/BR
52.000
-
-
-

50.000
6.
MEKONGGA/BR
12.500
28.500
-
-
-
41.000
7.
CIHERANG/BR
62.500
12.000
-
-
500
75.000
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010.
Tabel 8.  Realisasi Sertfikasi Benih di Provinsi Papua Barat Tahun 2010.
NO.
KOMODITI
TARGET (HA)
REALISASI
HA
%
1.
Padi Non Hobrida
125.000
125.000
100
2.
Jagung  Hibrida
7.500
7.500
100
3.
Jagung Komposit
-
-
-
4.
Kedelai
-
-
-
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010.

Tabel 9.  Rencana dan Realisasi Penyaluran Benih Padi Bersubsidi di Provinsi
                      Papua  Barat Tahun 2010.
No.
Kabupaten/Kota
Rencana
Realisasi Penyaluran
Total Realisasi Penyaluran
PT.SHS
Vol(Kg)
PT.Pertani
Vol (Kg)
PT.SHS
Vol(Kg)
PT.Pertani
Vol (Kg)
(Kg)
(%)
1.
Manokwari
-
62.500
-
62.500
62.500
100
2.
Sorong
62.500
-
62.500
-
62.500
100
3.
Teluk Bintuni
2.500
-
2.500
-
2.500
100
4.
Raja Ampat
5.150
-
5.150
-
5.150
100
5.
Sorong Selatan
690
-
690
-
690
100
6.
Teluk Wondama
500
-
500
-
500
100
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010.
Tabel 10.    Rencana dan Realisasi Penyaluran BLBU APBN  di Provinsi Papua      
                             Barat  Tahun 2010. Padi, Jagung dan Kedelai
No.
Jenis Benih
Rencana
Penyaluran

PT.SHS


PT.Pertani

Jumlah

PT.SHS


PT.Pertani

Jumlah
%
1.
Padi Non Hibrida

62.500
62.500
125.000
62.500
62.500
125.000
100
2.
Padi Hibrida

51.250
-
51.250
51.250
-
51.250
100
3.
Jagung Hibrida

7.500
-
7.500
7.500
-
7.500
100
4.
Kedelai

-
-
-
-
-
-
-
Keterangan : Kondisi 31 Desember 2010

Tabel 11.  Rencana dan Realisasi Penyaluran BLBU APBN-P  di Provinsi Papua  
                 Barat Tahun 2010. Padi, Jagung dan Kedelai
No.
Jenis Benih
Rencana
Penyaluran
PT.SHS
PT.Pertani
Jumlah
PT.SHS
PT.Pertani
Jumlah
%
1.
Padi Non Hibrida

10.925
-
10.925
10.925
-
10.925
100
2.
Padi Hibrida

20.625
-
20.625
20.625
-
20.625
100
3.
Jagung Hibrida

11.565
-
11.565
11.565
-
11.565
100
4.
Kedelai

-
-
-
-
-
-
-
Keterangan : Kondisi 31 Desember 2010
Tabel 12.    Rencana dan Realisasi Pupuk Bersubsidi di Provinsi Papua Barat 
                            Tahun 2010.


 





Keterangan : Kondisi 31 Desember 2010.


Tabel 13.    Rencana dan Realisasi Bantan Langsung Pupuk di Provinsi Papua
                             Barat Tahun 2010.









           Keterangan : Kondisi 31 Desember 2010


                Tabel 14.  Perkembangan UPJA di Provinsi Papua Barat sampai periode   
                          Tahun 2010.
No.
Klas UPJA
2009
2010
Keterangan
1
UPJA Pemula
1
-
(+) Penumbuhan UPJA =  1   UPJA
1
1
(-) pemula jasi berkembang =  UPJA
2
UPJA Berkembang
-
20
(+)pemula jasi berkemban = 20 UPJA
-
-
(-) berkembang jd profesional = - UPJA
3
UPJA Profesional
-
-
(+) berkembang jd profesional= - UPJA
Jumlah :
2
21
(+)penumbuhan UPJA baru= 4 UPJA
            Keterangan : Kondisi 31 Desember 2010





                 Tabel 15.  Alokasi Pengembangan Rumah Kompos Tahun 2009 s/d 2010 di
                           Provinsi Papua Barat.
No.
Kab/Kota
Tahun Anggaran 2009
Tahun Anggaran 2010
Mesin APPO
RP3O
Rumah Kompos
Rumah Kompos dan Ternak
RP3O
Rumah Kompos
Rumah Kompos dan Ternak
1
Sorong
-
1
-
-
1
1
2
2
Kota Sorong
-
-
-
-
1
1
-
3
Manokwari
-
1
-
-
1
2
2
4
Kaimana
-
-
-
-
1
-
-
5
Fak Fak
-
1
-
-
-
-
-
6
Raja Ampat
3
-
-
-
-
-
-
7
Teluk Wondama
-
1
-
-
-
-
-

Jumlah ::
3
4
-
-
4
4
4
      Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010.


B.        SEKTOR HORTIKULTURA


Tabel 16.    Produksi Buah-buahan Utama Provinsi Papua Barat Tahun 2008-
                    2009.
No
Komoditi
2008
2009
Perkembangan ATAP
2009 Thd 2008
Produk (Ton)
Rata2 hsl (kg/pohon)
1.
ALPUKAT                       
541
903
66,91
147,92
2.
BELIMBING                    
162
154
-4,94
4,60
3.
DUKU/LANGSAT/KOKOSAN         
600
979
63,17
24,99
4.
DURIAN                       
1.956
2.036
4,09
-24,47
5.
JAMBU BIJI                   
147
398
170,75
137,24
6.
JAMBU AIR                    
47
95
102,13
259,14
7.
JERUK SIAM/KEPROK            
141
230
63,12
98,73
8.
JERUK BESAR                  
33
189
472,73
134,36
9.
MANGGA                       
546
724
32,60
41,82
10.
MANGGIS                       
0
0
0,00
0,00
11.
NANGKA/CEMPEDAK              
1.626
3.714
128,41
76,59
12.
NENAS                        
52
201
286,54
94,50
13.
PEPAYA                       
1.011
2.789
175,87
70,74
14.
PISANG                       
4.500
5.500
22,22
-8,04
15.
RAMBUTAN                     
759
1.812
138,74
111,55
16.
SALAK                        
358
131
-63,41
-1,37
17.
SAWO                         
0
1
0,00
0,00
18.
MARKISA/KONYAL               
0
0
0,00
0,00
19.
SIRSAK                        
65
23
-64,62
78,76
20.
SUKUN                        
163
348
113,50
43,50
21.
APEL                         
0
0
0,00
0,00
22.
ANGGUR                       
0
0
0,00
0,00
23.
MELINJO                      
7
13
85,71
11,28
24.
PETAI                         
5
3
-40,00
102,86
25.
JENGKOL                      
0
0
0,00
0,00

 Jumlah :
12.719
20.243
1.754
1.405
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010

Tabel  17.  Produksi  Sayuran Utama Provinsi Papua Barat Tahun 2008 - 2009
No
Komoditi
2008
2009
Perkembangan ATAP
2009 Thd 2008
Produk (Ton)
Rata2 hsl (kg/pohon)
1.
BAWANG MERAH                 
494
327
(33,81)
(41,83)
2.
BAWANG PUTIH                 
284
219
(22,89)
(25,30)
3.
BAWANG DAUN                  
284
365
28,52
(13,06)
4.
KENTANG                      
152
378
148,68
2,76
5.
KUBIS                        
965
1.088
12,73
51,64
6.
KEMBANG KOL                  
-
-
-
-
7.
PETSAI/SAWI                  
3.164
3.982
25,86
7,00
8.
WORTEL                       
384
566
47,40
(4,76)
9.
LOBAK                        
-
-
-
-
10.
KACANG MERAH                 
5
3
(36,00)
(77,14)
11.
KACANG PANJANG               
6.160
7.020
13,96
29,87
12.
CABE BESAR                   
3.118
2.574
(17,43)
5,20
13.
CABE RAWIT                   
676
2.337
245,72
119,73
14.
PAPRIKA                      
-
-
-
-
15.
JAMUR                        
-
-
-
-
16.
TOMAT                        
6.278
7.300
16,27
24,75
17.
TERUNG                        
4.670
4.064
(12,98)
29,35
18.
BUNCIS                       
2.742
2.310
(15,75)
42,69
19.
KETIMUN                      
2.631
2.431
(7,60)
44,72
20.
LABU SIAM                    
249
535
114,86
189,81
21.
KANGKUNG                     
6.373
9.709
52,34
79,84
22.
BAYAM                        
1.944
2.729
40,38
27,23
23.
MELON                        
44
65
46,59
(26,70)
24.
SEMANGKA                     
372
810
117,61
64,32
25.
BLEWAH                       
-
-
-
-
26.
STROBERI                      
-
-
-
-

Jumlah :
40.989
48.811
764
530
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010
Tabel 18Produksi  Tanaman Hias Utama Provinsi Papua Barat Tahun  
                 2008– 2009.
No
Komoditi
2008
2009
Perkembangan ATAP
2009 Thd 2008
Produk (Ton)
Rata2 hsl (kg/pohon)
1
Anggrek
          -  
          -  
          -  
          -  
2
Anthurium (Kuping Gajah)
          -  
          -  
          -  
          -  
3
Anyelir
          -  
          -  
          -  
          -  
4
Gerbera (Herbras)
          -  
          -  
          -  
          -  
5
Gladiol
          -  
          -  
          -  
          -  
6
Heliconia (Pisang-pisangan)
          -  
          -  
          -  
          -  
7
Krisan
          -  
          -  
          -  
          -  
8
Mawar
          -  
          -  
          -  
          -  
9
Sedap Malam
          -  
          -  
          -  
          -  
10
Dracaena
          -  
          -  
          -  
          -  
11
Melati
          -  
          -  
          -  
          -  
12
Palem
 -  
 -  
 -  
 -  
13
Kenanga
          -  
          -  
          -  
          -   
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010
Tabel 19 Produksi Biofarmaka Utama Provinsi Papua Barat Tahun 2008 – 2009.
No
Komoditi
2008
2009
Perkembangan ATAP
2009 Thd 2008
Produk (Ton)
Rata2 hsl (kg/pohon)
1.
JAHE                         
17.215
6.994
(59,37)
31,14
2.
LAOS/LENGKUAS                
16.936
7.061
(58,31)
6,60
3.
KENCUR                       
5.508
2.482
(54,94)
13,79
4.
KUNYIT                       
14.946
3.472
(76,77)
(2,32)
5.
LEMPUYANG                    
817
54
(93,39)
35,68
6.
TEMULAWAK                    
1.455
507
(65,15)
9,62
7.
TEMUIRENG                    
855
97
(88,65)
5,76
8.
TEMUKUNCI                    
-
-
-
-
9.
DLINGO/DRINGO                
154
46
(70,13)
61,63
10.
KAPULAGA                     
-
4
-
-
11.
MENGKUDU/PACE                
126
14
(88,89)
(50,00)
12.
MAHKOTA DEWA                 
-
-
-
-
13.
KEJI BELING                  
375
33
(91,20)
26,44
14.
SAMBILOTO                    
118
50
(57,63)
(59,49)
15.
LIDAH BUAYA                  
-
136
-
-

Jumlah :
58.505
20.950
(804)
79
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010
Tabel 20.  Luas  Panen  dan   Produksi  Tanaman Hortikultura Provinsi  
Papua Barat  Tahun  2008 terhadap 2009.

No.
Komoditi
Luas  Panen  dan   Produksi  Tanaman Hortikultura
di Provinsi Papua Barat
Tahun 2008
Tahun 2009
Luas Panen
(Ha)
Prod
(Ton)
Rata2 hsl (kg/pohon/m2)
Luas Panen
(Ha)
Prod
(Ton)
Rata2 hsl (kg/pohon/m2)
1.
Buah2an
2.462
12.719
952
2.806
20.243
1.479
2.
Sayur2an
11.535
40.989
131
5.205
48.811
160
3.
Tan Hias
0
0
0
0
0
0
4.
Biofarmaka
15.675
58.505
26
5.633
20.950
33
 Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010


C.        SEKTOR PETERNAKAN


Tabel 21.      Ketersediaan Benih dan Bibit Ternak yang Berkualitas dengan
                             Memanfaatkan SDM Lokal Tahun 010.
No.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
a.
Penyediaan benih dan bibit ternak ruminansia (sapi & kambing) lokal Papua Barat
≥ 95 %
97 %
100
b.
Penyediaan benih dan bibit ternak ruminansia (babi) lokal Papua Barat
≥ 95 %
99 %
100
c.
Penyediaan benih dan bibit ternak unggas lokal Papua Barat




۩ Ayam Buras
≥ 95 %
98 %
100
۩ Ayam Ras Petelur
≥ 5 %
0
0
۩ Ayam Ras Pedaging
≥ 5 %
0
0
۩ Itik/Entog
90 % - 95 %
95 %
100













      Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat, 2010

Populasi ternak ruminansia di Papua Barat terus menunjukan peningkatan karena tersedia hiajaun alami sepanjang tahun. Kasus kematian ternak akibat penyakit ‹ 1 %, tidak ditemukan kasus (0 %) penyakit hewan menular strategis dan zoonosis (menular ke manusia) seperti antrax, brucelosis, mulut dan kuku. Tingkat pemotongan sapi relatif sedikit, rata-rata 25 ekor per hari. Data populasi ternak ruminansia di Provinsi Papua Barat Tahun 2008 – 2010, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 22. Data populasi ternak ruminansia di Provinsi Papua Barat Tahun
                         2008 – 2010.
No.

Jenis Ternak

Populasi (ekor)
2008
2009
2010
1.
Sapi Potong
35.297
36.081
37.093
2.
Sapi Perah
0
0
0
3.
Kerbau
0
0
0
4.
Kambing
12.259
13.786
15.113
5.
Domba
0
0
0
            Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Prov. Papua Barat, 2010

Data diatas menunjukan penambahan populasi ternak rata2 1.000 ekor per tahun, relatif lambat dibandingkan dengan tingkat konsumsi yang relatif rendah. Pertumbuhan populasi ternak tahun 2009 terhadap 2010 menjadi dasar pengukuran kinerja, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ;

 Tabel 23. Pertumbuhan populasi ternak tahun 2009 terhadap 2010.
No.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
1.
Peningkatan populasi ternak sapi potong
≥ 3 %
2,8
93
2.
Peningkatan populasi ternak kambing
≥ 3 %
9,6
100
3.
Jumlah pemotongan ekor ternak sapi potong (sasaran PSDS)
5.250
8.795
100
4.
Jumlah pemotongan ekor ternak kambing
2.500
2.658
100
5.
Peningkatan …kg produksi daging sapi (terget PSDS)
719.289
1.292.005
100
6.
Peningkatan …kg produksi daging kambing
30.432
33.223
100
7.
Jumlah kelahiran ekor ternak sapi potong IB (terget PSDS)
1.000
300
30
8.
Jumlah kelahiran ekor ternak sapi potong hasil INKA (terget PSDS)
6.133
4.845
74,07
 Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Papua Barat, 2010.
Data diatas menunjukan pencapaian target kelahiran PSDS sebesar 7.133 ekor, sedangkan yang lahir atau realisasi 5.145 ekor, capaiannya mencapai 72,13 % yang berdampak pada capaian sasaran peningkatan populasi ternak sapi potong PSDS sebesar 99,43 %, dimana sasaran 37.306 ekor dan tercapai 37.093 ekor. Faktor penyebab antara lain belum terdata dengan seksama aseptor sapi potong PSDS di Papua Barat, sehingga data ternak lahir realisasi belum optimal., kegagalan pencapaian terget inseminasi buatan di Kabupaten Manokwari yang sangat rendah. Data kelahiran ternak disajikan berasal dari 3 (tiga) daerah sentra Manokwari, Sorong, dan Kota Sorong, sedangkan 8 (delapan) Kabupaten lainnya tidak dimasukan dengan asumsi populasi ternak sapi potong relatig sedikit         (‹ 3.000 ekor).

Tabel 24.  Data pemotongan ternak sapi potong di Papua Barat Tahun
                         2008 – 2010.
No.
Jenis Ternak
Pemotongan tercatat (ekor)
2008
2009
2010
1.

Sapi potong


10.078

11.460

12.834 *)
2.
Sapi perah

0
0
0
3.
Kerbau

0
0
0
4.

Kambing


2.081

2.385

2.658
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Papua Barat, 2010


Tabel 25. Data pemotongan ternak sapi potong dan harga daging sapi di
                        Papua Barat Tahun 2010.
Kabupaten
Pemotongan Ternak (ekor/hari)
Harga Daging Sapi (Rp/kg)
Kab.Manokwari

321
80.000
Kab.Sorong

158
80.000
Kota Sorong

350
100.000
Fak Fak

96
80.000
Jumlah :

925
Rata2= 85.000
         Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Papua Barat, 2010
Tabel 26.  Data populasi ternak non ruminansia di Provinsi Papua Barat
                        Tahun 2008 – 2010.

No.
Jenis Ternak
Populasi (ekor)
2008
2009
2010
1.
Babi
43.678
53.706
62.882
2.
Kuda
0
0
0
3.
Ayam Buras
725.107
789.768
895.136
4.
Ayam Ras Petelur
129.719
58.613
64.086
5.
Ayam Ras Pedaging
891.610
529.296
557.884
6.
Itik
13.026
15.054
17.822
7.
Kelinci
0
555
725
8.
Puyuh
0
0
0
9.
Merpati
0
0
0
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Papua Barat, 2010

Data diatas menunjukan, bahwa capaian kinerja pembangunan peternakan sampai Tahun 2010 dibandingkan dengan Tahun 2009, terjadi peningkatan. Kondisi yang sama terjadi pada produktivitas ternak menghasilkan daging dan telur konsumsi menunjukan kenaikan,  sebagaimana  terlihat pada tabel 30 berikut ;

Tabel 27. Data Poduksi daging dan produksi telur di Papua Barat selama 3 tahun (2008, 2009 dan 2010).
Jenis Ternak
Produksi Daging
Produksi Telur
2008
2009
2010
2008
2009
2010
Babi
653.057
253.495
285.450



Kuda
-
-
-



Ayam Buras
531.750
600.215
680.295
315.0
272.026
308.317
Ayam Ras Petelur
71.343
32.236
35.246
640.022
304.909
338.187
Ayam Ras Pedaging
698.127
414.720
436.311



Itik/Entog
9.671
11.018
11.117
78.345
81.155
96.079
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Papua Barat, 2010

Dari hasil diatas maka terlihat pada indikator capaian kinerja pengembangan ternak non ruminansia tahun 2010 bisa terlihat pada tabel 18 berikut ;


Tabel 28. Indikator capaian kinerja pengembangan ternak non ruminansia 
                        tahun 2010.
No.
Indokator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
a.
Peningkatan populasi ternak babi
≥ 5%
17,09
100
 b.
Peningkatan Populasi ternak ayam Buras
≥ 3%
13,3
100
c.
Peningkatan Populasi ternak ayam ras pedaging
≥ 5%
5,40
100
d.
Peningkatan Populasi ternak ayam ras petelur
≥ 3%
9,34
100
c.
kg produksi daging babi (tingkat pemenuhan lokal)
≥ 95%
98%
100
d.
Kg produksi daging ayam buras (tingkat pemenuhan lokal)
≥ 95%
97%
100
e.
Kg produksi daging ayam ras pedaging (pemenuhan lokal)
≥ 75%
50%
66,67
f.
Peningkatan Kg produksi telur ayam ras (pemenuhan lokal)
≥ 50%
10%
20
g.
Peningkatan Kg produksi telur itik / entok (pemenuhan lokal)
≥ 95%
94%
100
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Papua Barat, 2010


Tabel 29.  Situasi Penyakit Hewan Menular Strategis Nasional di Papua                
                         Barat, Tahun 2010.
KABUPATEN/KOTA
SITUASI PHMS
RABIES
BRUCELLOSIS
ANTRAKS
AI
HOG CHOLERA
Manokwari
bebas
Tidak ada
bebas
tidak ada
bebas
Kota Sorong
bebas
-
bebas
tidak ada
tidak ada
Sorong
bebas
-
bebas
tidak ada
tidak ada
Raja Ampat
bebas
-
bebas
bebas
bebas
Sorong selatan
bebas
-
bebas
bebas
bebas
Fak-Fak
bebas
-
bebas
bebas
bebas
Kaimana
bebas
-
bebas
bebas
bebas
Teluk Wondama
bebas
-
bebas
bebas
bebas
Teluk Bintuni
bebas
-
bebas
bebas
bebas
Tambrauw
bebas
-
bebas
bebas
bebas
Maybrat
bebas
-
bebas
bebas
bebas
           Ket :  bebas       = secara historis tidak ada kasus                (-)  =  tidak ada laporan
                             Tidak ada  = Pernah ada kasus tetapi tidak laporan

1 komentar:

  1. LEMBAGA PENDIDIKAN
    KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH
    Jalan Kelapa 3 Nomor 32 Komplek Rispa VI Lingkungan I Medan-Johor 20144
    Tel/Fax:061– 4277 0837 HP. 0812 8835 6152-0812 6580 415 E-mail : mustari1970@yahoo.com

    Nomor : 001/LPKKD/U-KD/2017 Medan,02 Januari 2017
    Sifat : Penting
    Lamp. : 1 eksp.
    Perihal : Bimbingan Teknis Keuanagan Daerah (Program Aplikasi)
    • Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Keuangan Bendahara
    • Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Laporan Pertanggungjawaban serta Penyampaianya
    • Manajemen Aset Daerah dan Laporan Pertanggungjawaban serta Penyampaiannya
    • Tata Naskah Dinas/Tata Surat Dinas dan Protokoler

    BalasHapus